KKP
News|| Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C.Sutardjo berharap
seluruh jajaran di lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
dapat mengakselerasi realisasi indikator kinerja Utama (IKU), menyusul
diserahkannya daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) 2013 sebesar Rp
7,07 triliun. Anggaran tersebut naik 18 persen jika dibandingkan APBN
2012.
“Seiring dengan
diserahkannya DIPA 2013 ini, maka setiap unit kerja Eselon I segera
dapat memulai persiapan sejak awal tahun, serta terarah pada pencapaian
target-target kinerja output dan outcome prioritas,” ujar Sharif usai
penyerahan DIPA KKP kepada para Dirjen di Jakarta, hari ini (11/12).
Ia
menjelaskan, di dalam pembangunan kelautan dan perikanan, KKP fokus
terhadap tiga unit kerja a.l. Ditjen Perikanan Tangkap , Ditjen
Perikanan Budidaya, Ditjen P2HP, sementara unit-unit lainnya bertugas
untuk mendukung ketiga unit kerja tersebut. Sharif menjelaskan, porsi
anggaran 2013 terbesar diberikan kepada Ditjen Perikanan Tangkap sebesar
Rp 1,8 trilun. Setelah itu mengekor dibelakangnya, Ditjen Perikanan
Budidaya sebesar Rp 1,3 triliun.
Dirjen
Perikanan Tangkap Heryanto Marwoto menambahkan, jatah alokasi sebesar
1,8 triliun ditujukan untuk pembangunan infrastruktur, dalam hal ini
pembangunan pelabuhan perikanan (PP). Rencananya pada 2013, pembangunan
Pelabuhan Perikanan tersebut akan berlokasi di 46 daerah.
“Anggaran
tahun ini naik dari tahun anggaran 2012 lalu yang sebesar 1,3 triliun.
Namun ini juga menjadi tanggung jawab besar, lantaran pembangunan
infrastruktur tidak mungkin bisa dilakukan cepat dalam jangka waktu 1
tahun. Sehingga diperlukan kerjasama dengan satker di daerah untuk mulai
membuat action plan di penghujung bulan Desember 2012 ini,” sambung
Marwoto.
Sementara
untuk bantuan modal sosial yaitu, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri-KP) mendapatkan
jatah alokasi sebesar Rp777 miliar. Program itu terdiri dari
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP) dan Pengembangan Usaha Garam
Rakyat (PUGAR) dan Program PDPT.
Meniti Jalan Menuju Garam Industri
Tahun 2013 mendatang, KKP melalui program PUGAR berupaya untuk meningkatkan volume produksi dan kualitas garam rakyat.
“Kedepan,
Pugar penting karena bukan hanya volume produksi yang dtingkatkan ,
namun bagaimana kita bisa berkonsentrasi meningkatkan kualitas garam
yang baik sehingga pendapatan bagi petani garam turut naik,” imbuh
Sharif.
Adapun
untuk mendukung hal tersebut, KKP telah mengalokasikan anggaran PUGAR
2013 sebesar Rp74 miliar. Anggaran tersebut ditujukan untuk bantuan
langsung masyarakat, perbaikan infrastruktur, teknologi dan memperkuat
kemitraan.
Data KKP menyebutkan,
produksi nasional garam di penghujung tahun ini mencapai 2,750 juta ton.
Surplus komoditas garam tersebut melampaui dari yang telah ditargetkan
KKP sebesar 1,32 juta ton. Dengan demikian untuk kali pertama produksi
garam konsumsi nasional mencapai swasembada garam konsumsi pada tahun
ini
Jumlah
sebesar 2,750 juta ton tersebut berasal dari produksi garam petambak
PUGAR sebesar 1,889 juta ton, produksi garam rakyat non PUGAR mencapai
357 ribu ton, PT Garam 385 ribu ton dan sisa impor 119 ribu ton.
Dirjen
KP3K, Sudirman Saad memprediksi, di awal semester I 2013, kebutuhan
garam nasional tercukupi. Adapun tingkat kebutuhan garam konsumsi pada
tahun depan sebesar 720 ribu ton. Selain itu lanjutnya, KKP tengah
menyiapkan sejumlah strategi untuk memanfaatkan sisa hasil produksi
yang didapatkan pada hasil panen garam 2012. Strategi itu yakni,
pertama, dijajakinya peluang ekspor garam konsumsi , seperti ke Korea
dan Timor Timur.
“Kita
telah mengundang investor asal Korea untuk menanamkan investasinya.
Investasi itu diarahkan untuk mengintroduksi teknologi garam sekaligus
bertanggung jawab ekspor garam kenegaranya (Korea),” jelas
Sudirman. Kedua, mengintroduksi teknologi baru untuk dapat mengolah
garam konsumsi menjadi kebutuhan industri sehingga impor garam industri
secara bertahap dapat diminimalisir. Garam industri memiliki kadar NaCl
mencapai 97 persen.
KKP
telah mengembangkan teknologi tepat guna yakni Teknologi Ulir Filter
(TUF). Uji coba teknologi ulir filter dinilai Sudirman, telah berhasil
meningkatkan produktivitas hingga 120 ton/hektare/tahun. Di sisi lain
kualitas garam juga naik menjadi K1 (NaCl di atas 97 persen) yang
dipersyaratkan oleh dunia industri Dan terakhir, melakukan penataan
lahan tambak garam. Tercatat, potensi lahan usaha garam rakyat di 40
lokasi seluas 31,04 juta ha.
“Kita
akan alokasikan 40 persen dari anggaran PUGAR 2013, yang dipakai untuk
penataan tambak dan introduksi teknologi baru untuk menghasilkan
kualitas garam industri,” tutupnya.
0 comments:
Post a Comment